Masalah, Makalah, Muamalah
Ngainun Naim
Hari ini saya diminta
memberikan catatan dan komentar atas paparan hasil survei yang dilakukan CEPS,
sebuah lembaga milik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Tulungagung.
Survei yang dilakukan bertajuk “Ketergantungan Pasar Se-Kabupaten Tulungagung
terhadap Rentenir”. Selain Rektor IAIN Tulungagung, Dr. Maftukhin, M.Ag. dan
Dekan FEBI, Dr. Dede Nurrohman, M.Ag., hadir juga Bapak Diffi A. Johansyah,
Kepala Perwakilan BI Jawa Timur dan Bapak Joko, Kepala Perwakilan BI Kediri.
Saya mengapresiasi
terhadap paparan survei ini. Menurut saya, ini merupakan tradisi ilmiah yang
harus dirawat dan terus ditumbuhkembangkan secara baik. Sesungguhnya penelitian
itu ruh bagi sebuah perguruan tinggi. Karena itu, penelitian—apa pun jenis dan
ragamnya—harus dilakukan secara serius. Kerja CEPS, menurut saya, adalah bagian
dari keseriusan para mahasiswa yang harus diapresiasi secara positif.
Sebagaimana dikatakan
oleh Bapak Diffi A. Johansyah, survei itu kerja riset yang serius. Banyak bidang
kehidupan membutuhkan survei. Keahlian survei harus semakin diperkuat agar
menjadi keunggulan para peneliti muda di CEPS.
Saya sampaikan kepada
para peneliti bahwa penelitian itu selain bermutu, juga harus bermanfaat. Penelitian
bermutu membutuhkan proses yang panjang. Semakin sering melakukan penelitian
maka mutu penelitiannya akan semakin bagus. Sementara kemanfaatannya diukur
dari seberapa besar pengaruhnya terhadap perubahan positif pada masyarakat. Dua
aspek ini penting menjadi bahan pertimbangan bagi para peneliti.
Jika ingin mengubah
masyarakat, sebagaimana rekomendasi survei CEPS, saya menyarankan untuk
melakukannya secara perlahan. Mulai dari sedikit, dikerjakan serius, dan
hasilnya konkrit. Keberhasilan kecil akan menjadi role model bagi yang
lainnya. Karena itu, sebagai rencana tindak lanjut (RTL) riset ini, bisa
dimulai dari pendampingan yang serius dalam skala kecil.
Hasil penelitian
teman-teman CEPS memang masih membutuhkan perbaikan secara terus-menerus. Melalui
cara inilah sebuah penelitian berkualitas akan tercapai. Jika tidak mau belajar
dan memperbaiki maka tidak akan ada penelitian yang berkualitas.
Ada paparan menarik
dari Bapak Diffi A. Johansyah yang penting untuk dicatat, yakni jangan sampai
menyelesaikan masalah itu dengan makalah. Makalah penting tetapi tidak akan
menyelesaikan masalah. Masalah selesai dengan muamalah.
Tulungagung, 9-1-2019
Tidak ada komentar: