Sarjana, Kontribusi dan Transformasi

Desember 31, 2018

Ngainun Naim


Sarjana itu memiliki banyak konotasi. Tentu konotasi yang baik. Ada yang menyebut sarjana sebagai kaum terdidik, cendekiawan, kaum terpelajar, dan berbagai konotasi positif lainnya.

Benarkah faktanya semacam itu? Tentu tidak bisa digeneralisir. Pada kondisi tertentu, seorang sarjana bisa saja merepresentasikan berbagai konotasi positif yang ada. Namun tidak pada kondisi lainnya. 


Sarjana yang menempuh pendidikan secara serius tentu bisa merepresentasikan konotasi positif. Sementara mereka yang asal mendapatkan gelar sarjana, tentu agak berat mewujudkannya.

Idealnya sarjana memang bisa memberikan kontribusi terhadap kehidupan personal dan sosial. Kontribusi tersebut pada gilirannya memiliki implikasi pada transformasi di berbagai bidang kehidupan.


Tergabung dalam organisasi semacam Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), bagi saya, adalah sarana untuk aktualisasi diri. Berorganisasi membuat saya memiliki lebih banyak sahabat. Selain itu, saya juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri. Tanpa bermaksud menyombongkan diri, saya memang sarjana. Ke-sarjana-an saya jangan sampai sekadar gelar semata. Harus ada kontribusi nyata dalam kehidupan.




Hanya itu saja? Tentu banyak lagi manfaat lainnya bergabung dalam organisasi semacam ISNU. Silahkan teman-teman yang aktif organisasi menambahkan manfaatnya.

Tulungagung, 29-12-2018

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.