Membaca, Menulis dan Diskusi
Ngainun
Naim
Aktivitas mahasiswa pascasarjana yang pokok ada tiga, yaitu membaca, menulis dan diskusi. Penguasaan terhadap tiga aktivitas pokok tersebut sangat menentukan terhadap keberhasilan studi. Oleh karena itu, mahasiswa—khususnya pascasarjana—harus berusaha agar tiga aktivitas dasar tersebut menjadi bagian tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari.
Aspek
ini penting saya tekankan karena ternyata tidak sedikit mahasiswa pascasarjana
yang jarang membaca, makalah dibuat ala kadarnya, dan pasif dalam diskusi
kelas. Mahasiswa yang semacam ini mungkin saja lulus kuliahnya, tetapi kurang
optimal dalam memberdayakan dirinya.
Membaca memiliki peranan yang penting dalam kehidupan setiap orang. Mahasiswa pascasarjana semestinya menyediakan waktu khusus untuk membaca. Jika seorang mahasiswa rutin membaca maka wawasannya sangat luas. Lebih lanjut, itu akan menjadi modal untuk menulis.
Menulis membutuhkan keterampilan khusus. Kecil kemungkinan orang bisa menulis secara baik jika tidak melatihnya secara rutin. Nah, ketika banyak yang bilang tidak bisa menulis, saya kira itu karena jarang praktik menulis.
Jadi,
harus dipaksa menulis. Kok dipaksa? Sejauh yang saya tahu, hampir semua
kebiasaan awalnya dari dipaksa. Saat sudah terbiasa, paksaan itu akan hilang
dengan sendirinya.
Diskusi
merupakan aktualisasi dari membaca dan menulis. Mereka yang aktif membaca dan
menulis memiliki potensi terlibat dalam diskusi yang produktif.
)*
Catatan sederhana setelah menyampaikan materi di Pascasarjana IAIN Kediri pada
hari Sabtu, 17 Nopember 2018
IAIN
Tulungagung, 21/11/2018
Tidak ada komentar: