Pendidikan Islam Berbasis Seni Musik
Oleh Ngainun Naim
Judul Buku: Pendidikan Islam Bernuansa Seni Musik:
Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Penulis: Dr. H. Hasan Basri Tanjung, M.A.
Penerbit: AMP Press
Edisi: Mei 2017
Tebal: xxvi+248 halaman
Salah satu aspek yang
menjadi bahan perdebatan sepanjang sejarah Islam adalah tentang musik. Secara
diametral terdapat dua kelompok yang berhadapan, yaitu yang membolehkan dan
yang melarang. Di antara dua kutub diametral ini terdapat varian unik yang cukup
beragam.
Di tengah perdebatan abadi
ini sesungguhnya tersimpan potensi akademik untuk ditelusuri secara lebih
mendalam. Ya, seni musik sebaiknya tidak ditinjau dari perspektif hukum, tetapi
dari perspektif lain yang konstruktif-fungsional. Perspektif semacam ini lebih
produktif karena bisa memberikan kontribusi positif bagi kehidupan.
Pada perspektif yang semacam
inilah posisi buku karya Dr. H. Hasan Basri Tanjung, MA. Tanpa mengurangi rasa
hormat terhadap mereka yang tidak sepakat terhadap seni musik, buku ini
berbicara dimensi yang optimis. Telaah akademis dalam balutan teori ilmiah dan
dukungan praktis-empiris menjadikan buku ini layak untuk menjadi
referensi--bahkan "role model"--bagi pengembangan pendidikan Islam di
Indonesia.
Buku yang disarikan dari
disertasi penulisnya di Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor ini terdiri dari
tiga bab. Namanya "sari", tentu ada bagian-bagian tertentu yang tidak
termuat di buku ini.
Bab pertama bertajuk "
Menyiapkan Pendidikan Unggul dengan Seni". Ada empat subbab di dalamnya,
yaitu: (1) Pendidikan, Investasi Masa Depan, (2) Dunia Pendidikan di
Persimpangan Jalan, (3) Kurikulum Berkeadaban, dan (4) Apresiasi terhadap Seni
Musik.
Setelah membaca bab satu dan
empat subbab, saya menyimpulkan bahwa keempat subbab memiliki rangkaian dan
keterkaitan yang erat. Peran pendidikan saya kira sudah jelas. Semua setuju
jika pendidikan itu penting. Semakin banyak warga terdidik berarti investasi
kemajuan semakin besar.
Persoalannya, peran penting
pendidikan belum terbukti di lapangan. Dunia pendidikan kita masih terlilit
persoalan demi persoalan yang cukup rumit.
Pada kondisi semacam ini,
dibutuhkan usaha kreatif-dinamis agar bisa keluar dari rumitnya persoalan.
Kurikulum berkeadaban menjadi salah satu solusi yang penting dipikirkan. Pada
tataran aplikasi, seni musik juga berkontribusi penting dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Bab dua bertajuk "Seni
Musik dalam Perspektif Pendidikan Islam". Bab ini merupakan kerangka teori
yang dipakai untuk membedah objek riset. Hasan Basri Tanjung menjelajahi teori
demi teori, pendapat yang berada dalam kubu yang berseberangan, dan referensi
demi referensi. Secara tekun doktor ahli pendidikan ini menganyam jalinan
teori, pemikiran, dan referensi dalam perspektif baru.
Saya cukup menikmati cara
dosen dan mubaligh ini menyajikan dalam bahasan. Ringan, mengalir, dan menawan.
Cara mengambil posisi di tengah perdebatan abadi hukum seni musik di kalangan
ulama saya kira cukup arif. Pada perspektif inilah saya kira buku ini mengisi
ruang kosong kajian seni musik perspektif pendidikan Islam.
Bab tiga bertajuk
"Model Pembelajaran Bernuansa Musik". Bab ini merupakan aplikasi dari
seni musik dalam pembelajaran. Membaca bab ini layaknya membaca buku manual
praktis. Tidak rumit. Aplikatif. Dan bisa dicoba.
Pembelajaran yang
memanfaatkan seni musik, sebagaimana dilakukan Hasan Basri Tanjung, memiliki
peluang yang lebih besar untuk optimalisasi berbagai potensi siswa. Belajar
yang dilakukan secara tenang, rileks, dan nyaman sungguh menyenangkan. Lewat
buku inilah kita bisa belajar tentang pembelajaran berbasis seni musik.
Sebagai olahan disertasi,
Hasan Basri Tanjung, menurut saya, berhasil mengolah menjadi buku yang
mengalir. Tidak lagi menonjol bahasa ilmiah yang cenderung kaku.
Jika boleh memberi catatan,
aspek editing yang perlu dioptimalkan. Beberapa salah ketik perlu diminimalkan
agar lebih nyaman dibaca.
Terlepas dari itu semua,
buku ini sangat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Jika tidak percayas
Anda bisa menghubungi penulisnya untuk membeli buku ini. Salam literasi.
Trenggalek, 24-7-2017
Tidak ada komentar: