Rumah Cokelat

Februari 14, 2017
Oleh Ngainun Naim


Hujan masih terus turun semenjak semalam. Sebelum tidur saya berencana ke Sekolah Literasi Ponorogo yang dikelola Dr. Sutejo, M. Hum. Rencananya saya akan pergi bersama anak sulung. Saya ingin sekali bertemu dan mendengarkan curahan ilmu Pak Hernowo.

Sejak bangun tidur sampai jam 8 hujan masih terus mengguyur bumi Trenggakek. Melihat alam yang tidak mendukung, saya tawarkan anak saya untuk ikut atau tidak. Saya berpikir keras. Jalur Trenggalek Ponorogo rawan longsor. Sebulan terakhir nyaris selalu terjadi longsor. Saya sendiri pernah mengalami kejadian semacam itu sampai akhirnya nemutar kendaraan.

Akhirnya dengan berat hati saya memilih tidak berangkat. Resikonya rasanya terlalu besar. Jalur Ponorogo Trenggalek di musim hujan mengkuatirkan. Sebenarnya sangat disayangkan. Tetapi demi kebaikan yang lebih besar, keputusan harus saya ambil.

Hujan masih juga turun sampai jam setengah sepuluh. Istri menawarkan untuk jalan ke Rumah Cokelat saat hujan reda. Rumah Cokelat adalah destinasi wisata baru di Trenggalek. Beberapa hari lalu saya baca tempat tersebut diresmikan Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc.

Hujan reda. Setelah bersiap, pukul 10.00 lebih sedikit bersama istri dan dua orang anak kami menuju lokasi. Jalan yang kami tempuh adalah Trenggalek ke barat arah Ponorogo. Sampai pertigaan Nglongsor mengambil arah kiri.

Sekitar 4 kilometer sampai perempatan Kecamatan Karangan. Rumah Cokelat hanya berjarak 400-an meter ke selatan, persis barat lapangan Karangan.

Meski baru beberapa hari diresmikan, ternyata pengunjungnya lumayan padat. Kondisi tempat ini mengingatkan saya pada Kampung Cokelat Blitar pada masa awal berdiri. Masih sederhana. Jika dikelola secara baik saya yakin tempat ini banyak dikunjungi wisatawan.

Hadirnya tempat wisata baru ini tampaknya sejalan dengan program pemerintahan Bupati Emil Elwstianto Dardak. Beliau sudah membuka peluang, memberikan inisiatif, dan memberikan kesempatan. Tinggal bagaimana menindaklanjutinya.

Rumah Cokelat saya kira merupakan sebuah pertaruhan. Jika dikelola secara baik tentu akan menjadi destinasi wisata baru yang menjanjikan. Jika dikelola asal-asalan, saya kira Anda sudah tahu apa konsekuensinya.

Minggu sore usai shalat dhuhur hujan deras mengguyur. Sampai jam 5 hujan belum juga berhenti. Beberapa daerah tergenang banjir. Jalur Trenggalek Ponorogo KM 16 dan 17 kembali tertutup longsor. Puji syukur saya tidak berangkat ke Ponorogo.

Trenggalek, 12-2-2017

2 komentar:

  1. wah, mana foto-foto lainnya Pak...yang di rumah cokelat itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he menyusul bu. Ini posting via hp. Insya Allah lain waktu diperbaiki.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.