Literasi Sahur
Oleh Ngainun
Naim
Sebuah status di facebook
menggiring saya menuju beranda Muhammad Ishom. Beliau merupakan seorang kiai dari
Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta. Itu saya ketahui setelah
membaca status dan catatan-catatannya yang mencerahkan di facebook.
Catatan-catatan
beliau yang mencerahkan mendorong saya untuk menelisik lebih jauh ke beranda
beliau. Dari penelusuran yang saya lakukan, saya menemukan hal unik, yaitu
catatan beliau tentang sahur selama bulan puasa pada tahun 2014. Selama sebulan
penuh, beliau menulis pengalaman sahur keluarganya. Saya pun mengirimkan
permintaan pertemanan ke beliau.
Bagi
saya, catatan-catatan beliau saat sahur merupakan fenomena menarik. Hal-hal
biasa dan keseharian yang direkam dalam bentuk tulisan memberikan manfaat, baik
bagi penulis maupun bagi orang lain. Apalagi jika catatan tersebut kemudian
dibagikan di jejaring sosial.
Sebagai
orang yang menekuni dunia literasi, saya tertarik membaca kumpulan catatan
Bapak Muhammad Ishom yang diberi judul Dari Sahur ke Sahur, Catatan Seorang
Suami. Meskipun tidak dicetak menjadi buku, saya memesan via inbox facebook
kepada beliau karena saya merasa kumpulan catatan harian tersebut bermanfaat
untuk saya. Siapa tahu saya bisa meniru ketekunan beliau menulis selama sebulan
utuh.
Saat
masuk kantor pada hari pertama usai lebaran (11 Juli 2016), kiriman dari Bapak
Muhammad Ishom telah sampai di kantor. Segera saya ambil dan saya baca secara
’ngemil’. Sedikit demi sedikit setiap ada kesempatan saya membacanya. Dan
betul, saya mendapatkan banyak inspirasi dari kegiatan sahur yang beliau
lakukan.
Ada
banyak hal unik yang saya temukan di buku catatan harian tersebut. Misalnya
bagaimana beliau memiliki relasi yang unik di rumah. Beliau memanggil istrinya
dengan sebutan ”Jo”. Sebutan yang sama juga dilakukan oleh istri beliau.
Jadi suami istri sama-sama memanggil ”Jo”, maksudnya ”Bojo”. Sebutan
ini unik karena melambangkan egalitarianisme dalam keluarga.
Saya
juga menemukan banyak hikmah dan pelajaran hidup dari catatan beliau. ”Setiap
tulisan positif, sesederhana apapun, bisa memberikan manfaat kepada kita”, kata
Dr. Marwah Daud Ibrahim. Dan itu saya temukan di buku Pak Muhammad Ishom.
Tulungagung, 13 Juli
2016
Saya senang membaca ini, Terima masih.
BalasHapusTerima kasih kembali Pak Kiai atas inspirasinya.
BalasHapus